Selamat Datang

Silakan mampir dan melihat-melihat rumah kami. Tidak perlu membawa oleh-oleh cukup ucapkan salam dan akan kami sambut dengan segala kehangatan sebagai teman, sahabat, saudara dan keluarga.


Kami akan membantu apapun keperluan Anda yang berhubungan dengan dunia penulisan dan percetakan. Jangan ragu menjadikan kami sebagai mitra usaha.

Jingga Publishing House mitra Anda dalam membingkai cerita dengan kasih dan cinta.

Kamis, 03 Maret 2011

Air Mata Kehidupan

Menghadapi seorang pasien dengan level depresi lumayan dalam membuatku betul-betul menguras tenaga untuk menenangkannya. Terlebih Aku juga harus berhadapan dengan arogansinya sebagai seorang lelaki yang katanya pantang menangis sehingga seluruh emosinya diungkapkan dengan kemarahan, teriakan dan caci maki. Sebenarnya andai saja dia, pasienku yang kusebut saja Irwan mau menangis, insya Allah perilakunya lebih bisa terkendali dan penyakit-penyakit ditubuhnya perlahan namun pasti akan tereliminasi.

Tapi alih-alih mendengarkan saranku yang kumasukkan kealam bawah sadarnya lewat proses hypnoterapi, ia malah melakukan penolakan dengan berkata,”Saya lelaki dan pantang menangis, karena nangis itu haknya perempuan”.
Mendengar ungkapannya Aku merasa genderisasi telah menjebak seseorang pada sebuah ruang dimana dia jadi merasa sulit mengekspresikan rasanya. Sebuah ekpresi rasa dengan menangis dianggap sebagai perilaku menyek-menyek buat seorang lelaki. Padahal kebebasan berekspresi adalah milik semua meskipun perempuan  memiliki hormon prolaktin yang lebih banyak dari pada lelaki terkait dengan peran perempuan yang dianugrahi kelenjar  susu untuk memproduksi asi dalam dirinya. Hormon prolaktin ini lah yang banyak terkandung dalam airmata yang diproduksi oleh kelenjar airmata perempuan yang juga lebih besar daripada kelenjar airmata lelaki.

Namun demikian aktivitas menangis bukan cuma milik seorang perempuan, karena menangis bisa menggantikan ribuan kata yang tak mampu kita ucapkan. Menangis juga sebuah aktivitas menambah jumlah detak jantung dan dapat dikategorikan sebagai latihan yang berguna bagi diafragma serta otot-otot dada dan kedua pundak. Setelah menangis, kecepatan detak jantung akan kembali normal, sehingga ia akan mengendur dan akhirnya muncul perasaan nyaman. Air mata yang keluar saat kita menangis berisi sekian banyak hormon yang dihasilkan oleh tubuh kita manakala kita sedang mengalami ketegangan jiwa. Oleh karena itu, ketika kita menangis, hormon-hormon ketegangan hilang dan akhirnya kita bisa merasa nyaman

Bukan Cuma itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. WilliamA. Barry di Pusat Penelitihan Mata dan Air Mata, di Saint Paul Medical Centre, menyimpulkan bahwa menangis itu sangat bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan emosi kita. Penelitian itu juga menegaskan bahwa merupakan kesalahan jika kita menahan keinginan untuk menangis, manakala kita memang sedang menghadapi persoalan yang menuntut kita untuk menangis. Menahan air mata justru akan menyeret kita menuju terjadinya krisis hati, kekacauan lambung, sakit kepala, dan nyeri persendian.

Air mata sangat berperan dalam membersihkan mata kita dan juga berperan penting di dalam meringankan tekanan jiwa yang tersimpan, yang jika terus disimpan justru akan semakin memperparah berbagai jenis penyakit, seperti radang lambung, tekanan darah tinggi, serta peradangan pada selaput usus besar.

Janganlah membiarkan diri kita terjebak dalam batasan kelamin sampai-sampai kita menekan kemanusiaan kita untuk menangis karena justru dengan tangis membuat diri kita semakin kuat dalam menghadapi banyak hal, karena tangis adalah penyeimbang kekuatan dan kelemahan, duka dan suka, tawa dan lara juga derita dan bahagia. Menangis tidak identik dengan cengeng apalagi sakit jiwa. Seratus persen kita tetap waras meskipun sensi, mellow dan menangis, asal tidak berlebihan sampai menunjukkan perilaku sakit jiwa.

Maka menangislah agar airmata menyuburkan lahan kesabaran dan menumbuhkan kekuatan jiwa hingga mampu memantik asa buat meraih segala mimpi dan harapan. Menangislah dalam pengaduan setiap masalahmu pada Sang Empunya hidup Allah SWT, lagipula bukankah Allah berfiman dalam Al-Qur’an,”dan hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”.
Lalu ingat pula sebait do’a Rosululloh SAW ketika kita tidak mampu menangis,”Ya Allah anugerahkanlah kepada kami dua buah mata yang meangis karena takut kepada-Mu sebelum datang masa dimana tak ada lagi air mata”.

Bagi para lelaki, yakinlah menangis tidak akan mengurangi kejantanan dan kemachoan Anda. Dan bagi Anda para perempuan, bersyukurlah Allah SWT telah mengkaruniai kelenjar prolaktin yang lebih besar dibanding dengan kaum adam, karena disebabkan hormon tersebut kajian ilmiah mengungkapkan bahwa perempuan lebih banyak menangis empat kali lipat dari pada laki-laki dan inilah yang menyebabkan perempuan mampu lebih lama bertahan hidup dari pada laki-laki. Karena perempuan dapat menetralisir racun dari tubuhnya melalui air mata.

Jadi siapapun Anda, lelaki atau perempuan, menangislah jika memang  ingin menangis. Menangis tidak menyebabkan kita tidak keren pun dengan tidak menangis tidak menyebabkan kita makin keren.

"...lihatlah seseorang dari matanya, karena itulah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada. Dan Tuhan memberinya airmata untuk diteteskan, yang khusus miliknya, untuk digunakan kapanpun dia membutuhkan, untuk melepas segala beban hatinya, bahkan kebahagiaan dari sebuah cinta, karena sebenarnya air mata ini adalah airmata kehidupan”.

3 komentar:

  1. kata nabi...jika kita menangis, Allah sedang menghapuskan dosa kita

    BalasHapus
  2. @mirna : dihapuskan dosa atau tidak yang jelas menangis itu nikmat looh :)...

    BalasHapus
  3. berapa tahun ya aku tidak menangis....?????

    BalasHapus